Erapublik.com - Kamis sore (31/10/2024) jadi hari yang mengejutkan bagi warga di sekitar ruas Jalan Hasyim Asyari, Cipondoh, Tangerang. Sebuah truk boks berukuran besar, berwarna hijau, melaju ugal-ugalan dan menghempaskan mobil serta motor yang melintas di depannya. Tidak hanya sekali, truk itu berulang kali melawan arus dan menabrak kendaraan di sepanjang jalan yang dilewatinya.
Berdasarkan video amatir yang beredar, truk maut ini terus melaju tanpa memperhatikan kondisi sekitar, sementara pengendara motor dan warga lainnya tampak panik, bahkan beberapa mencoba mengejar dan memperingatkan sang sopir.
Sayangnya, meski beberapa pengendara motor berusaha keras mengejar truk, pengemudinya tetap tak bergeming. Sosok sang sopir hingga kini masih misterius, tanpa identitas yang diketahui. Kuat dugaan, pengemudi ini tak lagi peduli dengan kerusakan atau korban di sepanjang jalan yang ditinggalkannya.
Pengendara Terpental dan Mobil Ringsek
Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan ketakutan, tapi juga korban. Beberapa pengendara motor yang tertabrak oleh truk bahkan terpental dan terjatuh di aspal. Kondisi di lokasi benar-benar kacau, dengan suara jeritan dan kekhawatiran dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan, tak sedikit mobil yang terlihat ringsek, menjadi saksi dari laju truk yang menghancurkan apa saja di depannya.
Sepanjang jalan, warga mulai berkumpul, sebagian dari mereka berdiri di tepi jalan, menyaksikan dengan perasaan campur aduk antara marah dan ngeri. Banyak yang ingin membantu, tapi ketakutan mereka terhadap truk yang tak terkendali itu membuat orang-orang lebih memilih untuk menjauh atau menyingkir dari jalan.
Akhir Pengejaran di Tugu Adipura
Pengejaran yang mendebarkan ini berakhir di Tugu Adipura, Jalan Raya Veteran, Kota Tangerang. Saat itu, truk yang melaju seperti tak memiliki rem ini akhirnya terhenti. Warga yang sudah mengejar dan para pengendara lainnya langsung mengepung truk itu dari segala sisi. Suasana semakin memanas ketika massa memecahkan kaca truk dan berusaha mengeluarkan pengemudi yang masih bertahan di dalam.
Sayangnya, suasana yang penuh kemarahan ini membuat massa tak sabar dan mulai meluapkan emosi kepada si sopir. Beberapa warga terlihat memukul truk dan bahkan memaki-maki pengemudi. Terlihat jelas kemarahan mereka dalam ucapan salah satu warga yang terekam, "Gebukin aja, matiin. Orang-orang pada mati ditabrak."
Sopir Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Pemukulan
Insiden ini tentu menarik perhatian kepolisian. Kapolres Metro Kota Tangerang, Kombes (Pol) Zain Dwi Nugroho, mengatakan bahwa rentetan tabrakan ini bermula dari satu kecelakaan yang kemudian berkembang menjadi beberapa insiden di titik-titik berbeda.
"Awalnya kecelakaan (di lokasi pertama), kemudian serempetan lagi (di lokasi berbeda)," jelasnya.
Saat itu, si pengemudi malah melanjutkan perjalanannya tanpa sedikit pun berniat berhenti untuk bertanggung jawab. Kondisi ini membuat warga yang melihat insiden tersebut semakin geram dan berusaha mengejarnya hingga ke Tugu Adipura. Hingga kini, pihak kepolisian masih mencoba mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai kronologi kejadian dan jumlah korban.
Pasca-penangkapan, si sopir yang menjadi sasaran amuk massa harus dilarikan ke rumah sakit. Insiden pemukulan oleh warga ini seakan memperlihatkan betapa amarah masyarakat sudah memuncak akibat dampak dari kecelakaan ini. Di tengah kondisi itu, aparat pun mencoba menenangkan warga yang terlanjur terbakar emosi.
Pelajaran di Balik Insiden Ini
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kehati-hatian di jalan raya, terutama bagi pengemudi kendaraan besar seperti truk. Sudah banyak kejadian serupa yang seharusnya bisa menjadi peringatan. Tidak hanya soal keselamatan, tetapi juga tanggung jawab ketika berada di belakang kemudi. Sebuah kelalaian bisa berdampak besar, merugikan tidak hanya si pengemudi tetapi juga pengguna jalan lainnya.
Kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan besar memang bukan hal baru di Indonesia. Setiap tahun, ada saja kecelakaan yang melibatkan truk atau kendaraan berat lainnya yang membawa dampak besar bagi orang-orang di sekitarnya. Kelelahan pengemudi, kelalaian dalam perawatan kendaraan, dan kecerobohan saat berkendara sering menjadi penyebab utama. Dalam hal ini, regulasi dan pemantauan yang ketat bagi pengemudi truk besar seharusnya menjadi prioritas untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
Di sisi lain, kita juga perlu belajar menahan emosi di situasi seperti ini. Meski amarah warga cukup bisa dimengerti, namun kekerasan fisik sebaiknya dihindari. Kekerasan yang berbalas kekerasan hanya akan membuat masalah semakin rumit dan bisa mengarah pada tindakan hukum. Peran aparat kepolisian dalam menangani situasi semacam ini juga sangat diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di tengah situasi yang sulit.
Tragedi ini pun menjadi pelajaran berharga, baik untuk para pengendara, warga sekitar, maupun pihak berwenang. Semoga kejadian seperti ini bisa diantisipasi di masa mendatang, dan semua pihak bisa belajar untuk saling menjaga keselamatan di jalan raya.