Erapublik.com - Polisi masih terus menggali fakta-fakta di balik kasus pembunuhan tragis yang menewaskan seorang mahasiswa asal Aceh Barat, Dhyaul Fuadi (20), di kamar kosnya di Gampong Jeulingke, Banda Aceh. Dalam upaya menyusun gambaran peristiwa yang lebih jelas, Tim Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Banda Aceh kini menunggu kehadiran pacar pelaku untuk dimintai keterangan.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditya Pratama, orang terdekat pelaku sudah dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi, namun hingga kini belum datang.
“Pelaku punya pacar dan kita sudah panggil namun belum datang,” ungkap Fadillah pada Selasa, 4 November 2024.
Dengan kehadiran saksi yang mengenal pelaku secara pribadi, diharapkan penyidik dapat menggali informasi baru terkait latar belakang dan keadaan psikologis tersangka sebelum kejadian.
10 Orang Saksi Telah Diperiksa
Dalam perkembangan penyelidikan, polisi telah memeriksa setidaknya 10 orang saksi, termasuk rekan dan keluarga korban, serta pihak yang mengetahui gerak-gerik pelaku sebelum tragedi tersebut terjadi. Fadillah menegaskan bahwa tim penyidik akan bekerja maksimal untuk memastikan setiap rincian diusut tuntas. Tim juga akan memanggil saksi dari pihak keluarga pelaku untuk memperkuat konstruksi hukum dalam kasus ini.
“Kita jerat seberat-beratnya dan semaksimalnya terhadap pelaku,” ujar Fadillah, menekankan komitmen polisi untuk menegakkan keadilan bagi korban.
Fokus tim penyidik kini adalah mengumpulkan bukti-bukti dan memastikan bahwa proses hukum berjalan secara transparan dan efektif.
Kronologi Pembunuhan yang Dipicu Motif Ekonomi
Kematian tragis Dhyaul Fuadi terjadi pada Sabtu, 19 Oktober 2024, ketika ia ditemukan bersimbah darah di kamar kosnya di Jalan Cendana V, Gampong Jeulingke. Korban pertama kali ditemukan oleh adiknya, Fidhaul Fuadi, yang kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang. Berdasarkan keterangan sementara, pelaku berinisial Z (20), seorang mahasiswa asal Kecamatan Peudada, Bireuen, mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena masalah ekonomi.
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, ia tidak memiliki uang untuk pulang kampung dan akhirnya berniat mencuri handphone korban sebagai solusi sementara. Niat mencuri ini ternyata berkembang menjadi aksi pembunuhan, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Aceh yang turut berduka.
Peran Saksi Penting untuk Mendalami Kasus
Dalam kasus ini, kehadiran pacar pelaku sebagai saksi dianggap penting untuk memberikan konteks pribadi mengenai kehidupan dan keseharian tersangka. Kehadirannya dapat membantu penyidik dalam memahami latar belakang motif dan keadaan psikologis pelaku sebelum peristiwa naas tersebut terjadi.
Selain pacar pelaku, penyidik juga akan meminta keterangan dari saksi-saksi lain yang mungkin dapat mengungkap pola atau sikap pelaku di waktu-waktu menjelang kejadian. Setiap informasi, sekecil apa pun, dianggap penting untuk memberikan gambaran utuh dan memastikan bahwa pelaku menerima hukuman setimpal.
Penangkapan Cepat dan Barang Bukti
Pelaku berhasil ditangkap oleh Tim Rimueng Sat Reskrim Polresta Banda Aceh pada Minggu, 20 Oktober 2024, sekitar pukul 02.50 WIB. Penangkapan cepat ini tidak hanya menenangkan masyarakat, tetapi juga memberikan kepastian kepada keluarga korban bahwa kasus ini ditangani secara serius. Bersama pelaku, sejumlah barang bukti juga diamankan dan saat ini berada di bawah pengawasan Polresta Banda Aceh untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus serupa, polisi biasanya menindak tegas pelaku dengan jerat hukum maksimal. Tak terkecuali dalam kasus ini, Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh berjanji akan memberikan hukuman berat untuk mengirimkan pesan kuat bahwa kejahatan serupa tidak akan ditoleransi.
Ketika Kondisi Ekonomi Berujung Pada Kekerasan
Kasus ini menjadi contoh nyata bahwa masalah ekonomi dapat menjadi pemicu aksi kriminal yang berujung fatal. Meski tindakan pelaku sama sekali tidak dapat dibenarkan, realitas bahwa kondisi ekonomi mendorong seseorang untuk melampaui batas menimbulkan renungan bagi masyarakat. Dalam berbagai kasus kriminalitas, motif ekonomi kerap muncul sebagai latar belakang yang memperkeruh keadaan dan menggiring pelaku pada tindakan yang merusak masa depan mereka sendiri serta menghancurkan nyawa orang lain.
Dari sisi sosial, kasus ini menggugah kesadaran akan pentingnya edukasi dan pendampingan, terutama bagi kaum muda yang tengah menjalani kehidupan perantauan. Penting bagi lingkungan sekitar untuk peka terhadap kondisi mahasiswa yang mungkin terjebak dalam tekanan ekonomi, terlebih bagi mereka yang berada jauh dari keluarga.
Menanti Terungkapnya Fakta Lain
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya berharap agar semua fakta dalam kasus ini dapat segera terungkap. Tim penyidik terus bekerja dan melakukan pendalaman dengan penuh kehati-hatian, menyusun kronologi yang dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Kepolisian Banda Aceh, yang dikenal tegas dalam menindak kasus kriminalitas, kembali diharapkan mampu menuntaskan kasus ini secara adil dan profesional.
Kini, yang menjadi perhatian utama adalah kehadiran saksi-saksi kunci, termasuk pacar pelaku yang hingga saat ini masih belum memenuhi panggilan polisi. Keterangan mereka akan sangat membantu dalam mengungkap misteri di balik tindakan sadis yang dilakukan tersangka.
Bagi masyarakat luas, kasus ini mengingatkan akan pentingnya memperhatikan lingkungan sosial serta memberikan dukungan bagi mereka yang berjuang dengan berbagai tekanan, termasuk tekanan ekonomi. Kasus ini menyisakan luka mendalam, namun diharapkan mampu memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat agar kejahatan seperti ini tak terulang di masa depan.